cerpen kisah REAL!
SAHABAT SEJATI
Nama: Aidha Rizmatika Zahiroh
Kelas: 9C
No. absen: 16
Hari
ini aku senang sekali karena hari ini hari pertamaku masuk sekolah dan bertemu
dengan teman-temanku di sekolah, aku sudah tidak sabar untuk barangkat sekolah.
Ayah:
“Riz..riz.. cepat bangun udah jam 5 loo, kamu nggak sekolah apa?! Cepat
bangun!..”
(sambil membuka jendela dan menarik
selimut dari tubuhku)
Yup.
Namaku Aidha Rizmatika Zahiroh di rumah aku dipanggil Rizma tapi kalau di
sekolah aku dipanggil Aidha. Sebenarnya aku ingin memberitahu temanku bahwa
namaku yang asli itu Rizma, tetapi gara-gara temanku banyak yang memanggilku
Aidha, yaa aku terima saja nama itu..
Rizma:
“Mm.. iyaa yaah..” (sambil turun dari
tempat tidur)
Setelah itu aku langsung
mengambil air wudhu dan sholat subuh, selesai sholat tak lupa aku melipat rapi
mukenahku dan langsung mengambil handukku pergi mandi. Tak lama kemudian aku
sudah berpakaian rapi menggunakan seragam putih biru yang berlokasikan kelas
8f. Betul sekali, sekarang aku sudah kelas 8. Aku merasa senang karena nanti
aku akan mendapat teman baru. Tetapi disisi lain aku merasa sedih karena harus
berpisah dengan teman-teman lamaku di kelas 7.
Hari ini hari pertamaku masuk sekolah setelah libur 2
minggu lamanya.
Kumala: “Aidhaaaa” (berteriak sambil melambai-lambaikan
tangannya)
Aku
mendengar ada seseorang yang memanggilku dan aku menyadari ternyata Kumala yang
memanggilku.
Rizma: “Kuuuuum, kamu
udah liat daftar pembagian kelas?” (sambil
menghampirinya)
Kumala: “Belum, ayo
lihat di gazebo?” (sambil balik bertanya
kepadaku)
Rizma: “Ayo!” (setuju sambil menarik lengan kumala nenuju
gazebo)
Itu tadi adalah temanku sewaktu di kelas 7 dulu. Dia
bernama Kumala, dia itu orangnya baik, lucu, pintar, dan juga cantik. Aku dan
Kumala segera pergi ke gazebo untuk melihat kelas yang akan aku tempati
nantinya. Di gazebo ramai dengan murid-murid 7 dan 8 yang sedang berebut untuk
melihat dimana kelas mereka. Aku dan Kumala juga ikut berdempet-dempetan
melihat pengumuman itu. Setelah Aku lihat di kelas 8A sampai 8E Aku tidak
menjumpai namaku tertera disana, ternyata Aku ada di kelas 8f kelas terpojok
diantara kelas lainnya dan katanya kelas itu kelas terangker di antara
kelas-kelas di sekolahku.
Rizma: “Kum.. kamu
dapet kelas apa?”
Kumala: “Aku 8D.., kamu
dha?”
Rizma:
“Aku 8F.., berarti aku nggak sekelas sama kamu dong kuuum” (dengan nada sedih)
Kumala: “ Iyaa dhaa..” (dengan wajah sedih juga)
Rizma: “Yaaah” (nada lesu)
Fitri: “Kum! Dha!
Kalian disini rupanya?..” (Tiba-tiba
fitri datang menghampiriku dan Kumala)
Kumala: “Eh Fitri kamu
dapat kelas 8 apa?”
Fitri: “Aku dapat kelas
8D..”
Kumala: “Sama…!” (sahut kumala tiba-tiba)
Fitri: “Yeee..”
Rizma: “Kalian enak
sekelas bareng, sedangkan aku? Dikelas 8f sendiri..”
Fitri:
“Gakpapa dha.. aku sama Kumala pasti ke kelasmu kok nanti..” (dengan nada menyemangatiku)
Rizma:
“Beneran yaa..” ( aku memastikan)
Kumala
dan Fitri: “Okee!” (bebarengan dengan
semangat)
Rizma:
“Makasih kum, fit kalian memang sahabat terbaikku” (sambil memeluk Kumala dan Fitri)
Iya
dia Fitri dia juga temanku sewaktu di kelas 7 dulu, dia itu orangnya baik,
cerewet, humor,banyak ketawanya, pokoknya seru deh kalau sama dia.
Teng..
teng.. teng…
Kumala: “ Eh udah bel
masuk nih!”
Fitri: “Eh iya, yuk
masuk kelas”
Rizma: “ Yaah kok udah
masuk siih” (sambil merengek)
Fitri:
“Iyaa.., gakpapa kok dha nanti kalo kamu merasa kesepian di kelas, panggil aku
tiga kali aja nanti aku bakal muncul kok!” (sambil
menepuk-nepuk bahuku meyakinkan)
Rizma:
“iyaa yaa beneer?”
Fitri:
”Iya doong, dalam mimpimu..” (menjulurkan
lidahnya)
Rizma:
“huuu!!” (memukul lengan Fitri)
Fitri:
“aduh sakit tau! haha” (memegangi
lengannya)
Kumala:
“udah udah, entar keburu upacara loo” (merelaiku
dan Fitri)
Fitri:
“Iya iya, yaudah yuk, dad Aidha jangan kangen aku yaa! haha” (melambai-lambaikan tangannya dan
menjulurkan lidahnya sambil tertawa)
Rizma:
“hmm.. dada sampai ketemu nanti!” (melambai-lambaikan
tangannya)
Aku
sudah berada di depan kelasku tetapi, aku bingung harus duduk dengan siapa.
Saat Aku cermati ternyata ada 1 bangku kosong di belakang sendiri dan akhirnya
akupun memutuskan untuk menempati bangku itu. Meskipun pada kenyataanya Aku
tidak suska duduk dibelakang tapi tidak apalah yang penting dapat bangku.
Segera setelah menaruh tas, aku mengambil topi dari dalam tasku dan langsung
berlari menuju lapangan untuk kegiatan upacara bendera.
Upacarapun
selesai Aku dan temankupun bubar dan menuju ke kelas mereka masing-masing.
Bu Ida: “selamat pagi
anak-anak”
Murid-murid:
“seelaamaat paagii buu” (kompak dan
bebarengan)
Bu
Ida: “selamat datang di kelas 8f, oh iya perkenalkan nama saya Ida Rosjidah
panggil saja saya bu Ida”
Itu adalah wali kelasku namanya Bu Ida Rosjidah, beliau
mengajar mata pelajara akuntansi. Oh iya kata kak kelasku dulu yang waktu itu
dapet kelas 8f dan wali kelasnya bu Ida, beliau itu orangnya agak galak terus
itu suka ngomonginhal-hal yang berhubungan sama uang dan katanya juga bu Ida
itu dijuluki Miss Dollar loo, haha ada-ada aja yaa kakak kelas itu.
Sambil mendengarkan bu
Ida bicara aku berkenalan dengan teman sebangkuku.
Rizma: “Hai, aku Aidha”
(sambil mengulurkan tanganku)
Devita: “Halo aku
Devita” (membalas uluran tanganku)
Rizma: “Dulu kamu kelas
7 apa?”
Devita: “7e, kamu?”
Rizma: ”7c”
Devita: “ooh”
Teng..
teng.. teng..
Bu
Ida: “iya anak-anak sudah bel pulang, kita lanjutkan besok, selamat pagi” (sambil meninggalkan kelas)
Murid-murid: “pagiii
buuuu” (dengan posisi berdiri)
Akupun keluar kelas dan segera mencari Fitri dan Kumala,
tetapi setelah berkeliling sekolah untuk mencari mereka, aku tidak mendapati
mereka ada di sekolah.
Rizma:
“ Aduuh Kumala sama Fitri kemana sih, dicariin sampai keliling sekolah kok
nggak ada?” (berbicara sendiri sambil
menggaruk-nggaruk kepalanya yang tidak gatal)
Saat aku tidak menemukan batang hidung
mereka ada di sekolahan ini, akupun memutuskan untuk pulang sendiri. Tak
kusangka dijalan aku bertemu Devita teman sebangkuku di 8f.
Rizma: “dev!” (memegang pundak devita dari belakang)
Devita: “eh Aidha, ada
apa?”
Rizma:
“gakpapa, aku tadi mau ke gerbang eh taunya kamu ada disini yaudah aku samperin
kamu aja daripada aku jalan sendiri, hehe” (sambil
cengingisan)
Devita: “kamu nggak
pulang?”
Rizma: “ini mau pulang”
Devita: “oh iya ya,
hehe” (cengingisan)
Rizma: “iya, kamu
dijemput?”
Devita: “enggak, aku
jalan kaki, kamu?”
Rizma: “sama”
Devita: “oalaah,kamu
dulu SD mana siih?”
Rizma: “aku SD Kasin,
kamu?”
Devita: “aku SD
Bunulrejo”
Rizma: “ooh yang
deketnya lapangan Sanan itu?” (aku
memastikan)
Devita: “iyaa, eh aku
pulang duluan yaa soalnya nanti keburu dicariin Ibuku”
Rizma: “oke..,
hati-hati dijalan” (saling berjabat
tangan)
Devita: “iya, hati-hati
juga yaa”
Sesampainya di rumah aku langsung ganti baju dan makan.
Aku berpikir-pikir kemana yaa Kumala sam Fitri kok tadi mereka nggak nungguin
aku, padahal merekakan udah bilang mau ke kelasku dan pulang bareng.
Rizma:
“oh! Apa aku sms Fitri aja yaa? (sambil
mengambil handphone yang ada di meja belajar dan mulai mengetik pesan)
Fit kamu tadi kemana? Kok aku cariin waktu pulang sekolah
nggak ada?
Sending
message…
1
jam.. 2jam..
Rizma:
“Fitri kemana sih? Kok smsku nggak dibalas-balas?” (berbicara sendiri dengan ekspresi kesal)
Di sekolah aku beretmu Fitri dan Kumala sedang berjalan
didepan lab komputer menuju mushola sambil membawa buku dengan salah seorang
anak yang aku tidak mengenalinya.
Rizma:
“kum! Fit!” (berteriak sambil berlari)
Fitri:
“eh Aidha, ada apa?” (menoleh ke
belakang)
Rizma:
“Fit kamu kemaren aku sms kok nggak dibalas?
Fitri:
“sori dha aku lagi nggak pulsa kemaren, sori yaa sorii banget” (memegang tanganku)
Rizma:
“terus kalian kemaren kemana kok aku cariin nggak ada?” (ekspresi kesal)
Fitri:
“kemaren itu aku sama Kumala..”
Anak
baru: “kum! Fit! Ayoo pak anas udah dateng loo” (menyela pembicaraan Fitri)
Fitri:
“eh dha aku udah pelajaran nih, duluan yaa dadaaa” (berlari meninggalkan Aidha sendiri menuju mushola)
Rizma:
“lho fit! Kok aku ditinggalin siih padahal aku kan belum selesai ngomong” (setengah berteriak)
Bel pun berbunyi tanda peljaaran ketiga dimulai,
anak-anak mulai merapikan buku mereka dan mengambil buku pelajaran matematika
karena sesudah ini adalah pelajaran Bu Yakusni yaitu matematika. Selama dua jam
aku tidak bias berkonsentrasi pada pelajaran metematika, aku selalu emikirkan
Fitri dan Kumala, kenapa mereka tega ninggalin aku sendirian disekolah didepan
lab komputer tanpa memberitahu alasan kenapa mereka kemarin ninggalin aku
sendirian di sekolah. Udah ninggalin ninggalin aku pulang dan juga ninggalin
aku gitu aja tadi tanpa memberikan penjelasan.
Rizma:
“lihat aja nanti, aku bakalan cuekin kalian berdua!” (bergumam pada diri sendiri dengan kesal)
Devita: “apa dha?” (menoleh heran ke Aidha)
Aidha: “oh enggak,
enggak pap kok” (sambil berusaha
tersenyum)
Teng.. teng.. teng..
Bu
Yakusni: “iya sudah anak-anak kita lanjutkan besok, selamat siang anak-anak” (mengambil buku-buku yang ada dimeja guru
dan segera keluar kelas)
Murid-murid:
“siiiiaaaaang buuuuuu”
Rizma:
“eh dev kegerbang bareng yuk?!”
Devita:
“ayoo”
Di depan kelas 8D ada seseorang yang
memanggilku..
Fitri:
“dha Aidha!” (berteriak)
Karena aku kesal pada fitri jadi aku
pura-pura tidak mendengar suara fitri.
Rizma:
“ayo dev cepet. Aku udah gak sabar nih pengen pulang” (menarik tangan devita)
Hari-hariku di sekolah terasa sepi dan hampa tanpa
kehadira dua orang sahabatku Fitri dan Kumala. Aku berusaha menghindar setiapa
ada Fitri dan Kumala, dan aku juga tidak pernah
menyapa mereka,
kalaupun mereka menyapaku aku tidak membalas sapaan mereka dan langsung pergi
meninggalkan mereka, karena aku masih kesal sama kelakuan mereka berdua. Tapi
kini aku merasakan hari-hariku tidak menyenangkan tanpa kehadiran sahabatku,
hari-hariku terasa tidak sempurna tanpa kehadiran mereka berdua, kini aku
menyadari bahwa tindakanku selama ini salah, seharusnya aku mendengarkan
penjelasan dari mereka. Akupun memutuskan untuk pergi meminta maaf kepada
mereka besok di sekolah.
Dikantin aku bertemu Fitri dan Kumala yang sedang makan
berdua dimeja berhadapan, akupun memberanikan diri untuk berbicara kepada
mereka dan meminta maaf.
Rizma: “fit..” (nada lembut)
Fitri: “eh Aidha, ada
apa?”
Rizma: “mm.. aku mau
bicara sama kalian berdua..” (dengan nada
agak pelan)
Kumala: “ngomong apa?” (penasaran)
Rizma:
“mm.. gini.. aku mau minta maaf sam kalian soal kejadian yang waktu itu aku
marah sam kalian gar-gara kalian ninggalin aku pulang dan nyuekin kalian terus,
aku bener-bener minta maaf sama kalian aku nyesel nyuekin kalian hari-hariku
terasa sepi dan tidak menyenangkan. Maafin aku yaa fit.. kum..” (sambil agak menundukkan kepala)
Fitri:
“mm.. gimana yaaaa? Hehe, iya iya aku sama Kumala maafin kamu kok, aku juga
minta maaf ya dha soalnya udah ninggalin kamu waktu itu”
Rizma:
“iya gakpapa kok harusnya kan aku waktu itu aku dengerin penjelasan kamu dulu
fit, bukannya malah nyuekin kamu gitu aja” (nada
menyesal)
Fitri: “iya iya..,
gakpapa kok” (memegang tanganku berusaha
menenangkan)
Rizma: “berarti kita
tetep bersahabatkaan?” (nada bersemangat
sembari tersenyum)
Kumala:
“iya iya dungs, kitakan sahabat seperti kertas yang udah dilem dan gak bias
dipisahin walau badai menerjang” (sembari
tertawa)
Fitri: “huuu! Puitis
luu!” (memukul pelan lengan kumala)
Rizma, Kumala, dan
Fitri: “ hahahahahahahahhahaha” (berpelukan)
Komentar
Posting Komentar